BESI
Besi
adalah unsur logam terpenting dalam pembuatan senjata tradisonal ( keris,
tombak, pedang dan senjata yang lain nya ). Berbeda dengan bangsa lainnya,
bangsa Indonesia mengenal logam besi praktis tanpa melalui zaman perunggu.
Itulah sebabnya di Indonesia banyak ditemukan berbagai perkakas besi, namun
jarang yang terbuat dari perunggu.
Ditemukannya
pasir besi di pulau jawa membuat sebagian penduduknya menjadi penempa yang
mahir. Seni tempa di Indonesia tidak mungkin memiliki kualitas tinggi seperti
yang kita kenal sekarang, jika tidak tersedianya bahan yang cukup banyak dan
pengetahuan akan bahan besi yang menonjol.
Pengetahuan
orang jawa menyangkut soal besi tidak terbatas pada penempaan besinya saja,
tetapi juga dalam pembedaan senyawa besi yang satu dengan besi yang lainnya.
Ditinjau dari sudut ilmu pengetahuan modern, ilmu orang jawa menyangkut soal
mineral besi memang tidak tergolong ilmiah.
Ilmu besi
orang jawa tidak mengunakan ukuran dan tolak ukur yang bersifat sains,
melainkan mengunakan kepekaan perasaan dan pancaindra. Orang jawa jaman dahulu
membedakan berbagai macam jenis besi dengan mengamatinya, mendengar bunyinya
bila dijentik, dengan merabanya dan dengan perasaan hatinya. Karena itulah ilmu
besi tradisional ini sukar dipelajari dan sulit dibuat catatannya.
Raden
Ngabei Ronggowarsito, pujangga besar Keraton Surakarta pada abad 19 juga
mencoba membuat catatan mengenai berbagai jenis besi bahan tosan aji yang
dikenal oleh para ahli tosan aji Surakarta. Walaupun ditulis seorang pujangga,
catatan itu pun masih sulit dimengerti.
Berikut
ini adalah pembagian jenis besi menurut Serat Wesiaji terbitan De Blik-sem,
Solo tahun 1982.
1. Karangkijang, adalah besi yang urat
uratannya sepeti air lautan. Inilah “pendeta”-nya besi, warna hitam kebiru
biruan, jika dijentik berbunyi ambrengengeng seperti lebah terbang. Tuah besi
ini dingin dan ampuh.
2. Pulasani, adalah besi yang urat uratnya
seperti batu asih (?) warnanya hijau keperakan ( nyamberlilen – bahasa jawa),
jika dijentik bunyinya Gurrr… tuahnya tulus, membawa rejeki dan derajat, baik
digunakan sebagai bahan pusaka.
3. Mengangkang, adalah besi yang urat uratnya
polos, warna hitam keunguan, jenis besi ini ada dua macam, mengakang laki laki
jika dijentik bunyinya Drungngngng… (gemanya panjang). Tuahnya baik sekali,
yakni menambah wibawa. Mengakang perempuan jika dijentik bunyinya
ambrengengengeng seperti suara lebah terbang. Tuahnya disayang orang
sekelilingnya dan membawa rejeki.
4. Walulin, adalah besi yang urat uratnya
seperti pasir malela (ada kristal yang mengkilat yang membanyang di permukaan
nya), warnanya kebiruan, bila dijentik bunyinya Gung…. Bergetar, penampilannya
akas (berkesan kering). Tuahnya yakni dihormati orang banyak, baik untuk
berternak.
5. Katub, adalah besi yang urat uratnya
seperti rambut, warnanya hitam kehijauan, mengkilat, kalau dijentik bunyinya
Kung, ambrengengengeng seperti lebah terbang. Tuahnya yakni untuk kekebalan dan
baik untuk pedagang.
6. Kamboja, adalah besi yang warnanya
keputihan, urat uratnya seperti gadung (?) gemerlapan, jika dijentik bunyinya
Tong-ngong…. nging (panjang). Inilah “putri”nya besi, pemiliknya tidak boleh
berzina. Tuahnya yakni dihormati orang banyak.
7. Walangi, adalah besi yang konon katanya
berasal dari lautan, warnanya kuning aga kehijauan, kalo dijentik bunyinya
Nging…. amberengengeng sepeti suara lebah terbang. Tuahnya untuk keselamatan
dan mudah mencari rejeki, tetapi tidak boleh membungakan uang.
8. Ambal, adalah besi yang berwarna biru aga
kemarahan, yang konon berasal dari batu gunung. Kalau dijentik bunyinya
ambrengengengeng bergetar. Jika dipakai sebagai bahan pembuatan keris, besi
ambal ampuh dan bisa “menarik” pusaka yang lainnya.
9. Tumpang, adalah besi yang digelari
“kuncinya besi” warnanya aga biru keunguan, jika dijenting bunyinya Jrung….
gaungnya panjang. Tuahnya baik untuk kesaktian dan kewibawaan.
10. Windudadi, adalah besi yang konon katanya
berasal dari tengorokan Sang Hyang Mundikbrata, warnanya biru (?) bagaikan kaca
(?), kalau dijentik bunyinya Dung……. Tuahnya untuk kekuatan dan keteguhan,
tidak tengelam di air (?)
11. Werani, adalah besi yang konon katanya
berasal dari gunung Srandil, warnanya hitam keungunan bagaikan bunga Teleng (?)
kalau dijentik bunyinya abrengengengeng…. bagai suara lebah terbang, tuahnya
sangat ampuh kalau pemiliknya tergolong kuat, pangkat dan derajatnya cepat
meningkat, kalau tidak kuat malah meyebabkan melarat.
12. Tarate, adalah besi yang warnanya hitam seolah
berlumut, konon katanya berasal dari batu asih (?) kalau dijentik bunyinya
ambrengengeng bagai suara lebah terbang, berkahnya jauh dari fitnah dan mudah
didekati wanita.
13. Malela Ruyung, adalah konon asalnya dari
batu cendani (?), warnanya putih aga kebiruan (?) berserat seperti rambut. Kalo
dijentik berbunyi Preng… bergetar tuahnya untuk menambah kebranian dan
keteguhan iman.
14. Balitung, ada dua jenis. Yang baik besinya
berasal dari batu, berwarna hitam agak ungu pekat . jaika dijentik bunyinya
Ting…… panjang. Tuahnya baik untuk nelayan. Sedangkan yang buruk warnanya aga
kotor, dan jika dijenting bunyinya Ngeng… pendek. Tuahnya buruk menyebabkan
melarat.
15. Kenur, adalah besi yang berwarna hitam
mengkilat bagai bulu burung gagak. Jaka dijentik bunyinya Srung…….
Ambrengengengeng. Tuahnya baik untuk berdagang dan menyimpan uang banyak.
16. Malela Kendaga, kadang juga disebut besi
Loya, bila dijentik bunyinya Tung… tuahnya baik untuk menambah keberanian dan
menjaga keteguhan iman.
17. Tumbuk, yang konon katanya berasal dari
Sailan (?) warnanya putih kekuningan (?) gemerlap bagai batu Karang. Jika
dijenting bunyinya Gong… ambrengengeng. Tuahnya baik untuk menyimpan harta
serta ditakuti jin dan setan.
Ketujuh
belas jenis besi diatas tergolong besi yang baik digunakan dalam bahan
pembuatan senjata pusaka. Selain itu ada juga jenis jenis besi yang tergolong
buruk. Besi yang dianggap buruk untuk bahan pembuatan pusaka adalah besi
Kantet, besi Malik, besi Kalengan dan besi Enuh.
Jelas
bahwa pembagian jenis jenis besi diatas tidak ada kaitanya dengan ilmu
metalurgi. Bahkan bisa jadi yang di istilahkan besi oleh nenek moyang kita dulu
tidak harus besi (ferrum) yang kita kenal sekarang. Mungkin beberapa jenis
logam yang lain juga disebut besi yang berasal dari jenis tertentu.
Kalangan
empu ndesa yakni pandai besi di desa terkadang disuruh orang (desa) untuk
membuat keris, dan menyebutnya adanya besi penawang. Menurut deskripsi yang
yang mereka buat, besi penawang itu berwarna putih keperakan, mudah dilelehkan
dengan cara dipanaskan, bisa menempel pada besi yang membara. Bisa diduga yang
dimaksud merke besi penawang adalah timah putih atau aliansenya. Bagi empu
ndesa besi penawang dianggap sebagai bahan pamor, akan tetapi para pecinta
keris yang kritis pada umumnya bahan tersebut tidak dianggap sebagai bahan
pembuat pamor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar