Selasa, 27 September 2016

BESI

BESI

Besi adalah unsur logam terpenting dalam pembuatan senjata tradisonal ( keris, tombak, pedang dan senjata yang lain nya ). Berbeda dengan bangsa lainnya, bangsa Indonesia mengenal logam besi praktis tanpa melalui zaman perunggu. Itulah sebabnya di Indonesia banyak ditemukan berbagai perkakas besi, namun jarang yang terbuat dari perunggu.
Ditemukannya pasir besi di pulau jawa membuat sebagian penduduknya menjadi penempa yang mahir. Seni tempa di Indonesia tidak mungkin memiliki kualitas tinggi seperti yang kita kenal sekarang, jika tidak tersedianya bahan yang cukup banyak dan pengetahuan akan bahan besi yang menonjol.

Pengetahuan orang jawa menyangkut soal besi tidak terbatas pada penempaan besinya saja, tetapi juga dalam pembedaan senyawa besi yang satu dengan besi yang lainnya. Ditinjau dari sudut ilmu pengetahuan modern, ilmu orang jawa menyangkut soal mineral besi memang tidak tergolong ilmiah.

Ilmu besi orang jawa tidak mengunakan ukuran dan tolak ukur yang bersifat sains, melainkan mengunakan kepekaan perasaan dan pancaindra. Orang jawa jaman dahulu membedakan berbagai macam jenis besi dengan mengamatinya, mendengar bunyinya bila dijentik, dengan merabanya dan dengan perasaan hatinya. Karena itulah ilmu besi tradisional ini sukar dipelajari dan sulit dibuat catatannya.

Raden Ngabei Ronggowarsito, pujangga besar Keraton Surakarta pada abad 19 juga mencoba membuat catatan mengenai berbagai jenis besi bahan tosan aji yang dikenal oleh para ahli tosan aji Surakarta. Walaupun ditulis seorang pujangga, catatan itu pun masih sulit dimengerti.

Berikut ini adalah pembagian jenis besi menurut Serat Wesiaji terbitan De Blik-sem, Solo tahun 1982.

1.     Karangkijang, adalah besi yang urat uratannya sepeti air lautan. Inilah “pendeta”-nya besi, warna hitam kebiru biruan, jika dijentik berbunyi ambrengengeng seperti lebah terbang. Tuah besi ini dingin dan ampuh.

2.    Pulasani, adalah besi yang urat uratnya seperti batu asih (?) warnanya hijau keperakan ( nyamberlilen – bahasa jawa), jika dijentik bunyinya Gurrr… tuahnya tulus, membawa rejeki dan derajat, baik digunakan sebagai bahan pusaka.

3.    Mengangkang, adalah besi yang urat uratnya polos, warna hitam keunguan, jenis besi ini ada dua macam, mengakang laki laki jika dijentik bunyinya Drungngngng… (gemanya panjang). Tuahnya baik sekali, yakni menambah wibawa. Mengakang perempuan jika dijentik bunyinya ambrengengengeng seperti suara lebah terbang. Tuahnya disayang orang sekelilingnya dan membawa rejeki.

4.    Walulin, adalah besi yang urat uratnya seperti pasir malela (ada kristal yang mengkilat yang membanyang di permukaan nya), warnanya kebiruan, bila dijentik bunyinya Gung…. Bergetar, penampilannya akas (berkesan kering). Tuahnya yakni dihormati orang banyak, baik untuk berternak.

5.    Katub, adalah besi yang urat uratnya seperti rambut, warnanya hitam kehijauan, mengkilat, kalau dijentik bunyinya Kung, ambrengengengeng seperti lebah terbang. Tuahnya yakni untuk kekebalan dan baik untuk pedagang.

6.    Kamboja, adalah besi yang warnanya keputihan, urat uratnya seperti gadung (?) gemerlapan, jika dijentik bunyinya Tong-ngong…. nging (panjang). Inilah “putri”nya besi, pemiliknya tidak boleh berzina. Tuahnya yakni dihormati orang banyak.

7.    Walangi, adalah besi yang konon katanya berasal dari lautan, warnanya kuning aga kehijauan, kalo dijentik bunyinya Nging…. amberengengeng sepeti suara lebah terbang. Tuahnya untuk keselamatan dan mudah mencari rejeki, tetapi tidak boleh membungakan uang.

8.    Ambal, adalah besi yang berwarna biru aga kemarahan, yang konon berasal dari batu gunung. Kalau dijentik bunyinya ambrengengengeng bergetar. Jika dipakai sebagai bahan pembuatan keris, besi ambal ampuh dan bisa “menarik” pusaka yang lainnya.

9.    Tumpang, adalah besi yang digelari “kuncinya besi” warnanya aga biru keunguan, jika dijenting bunyinya Jrung…. gaungnya panjang. Tuahnya baik untuk kesaktian dan kewibawaan.

10.  Windudadi, adalah besi yang konon katanya berasal dari tengorokan Sang Hyang Mundikbrata, warnanya biru (?) bagaikan kaca (?), kalau dijentik bunyinya Dung……. Tuahnya untuk kekuatan dan keteguhan, tidak tengelam di air (?)

11.  Werani, adalah besi yang konon katanya berasal dari gunung Srandil, warnanya hitam keungunan bagaikan bunga Teleng (?) kalau dijentik bunyinya abrengengengeng…. bagai suara lebah terbang, tuahnya sangat ampuh kalau pemiliknya tergolong kuat, pangkat dan derajatnya cepat meningkat, kalau tidak kuat malah meyebabkan melarat.

12.  Tarate, adalah besi yang warnanya hitam seolah berlumut, konon katanya berasal dari batu asih (?) kalau dijentik bunyinya ambrengengeng bagai suara lebah terbang, berkahnya jauh dari fitnah dan mudah didekati wanita.

13.  Malela Ruyung, adalah konon asalnya dari batu cendani (?), warnanya putih aga kebiruan (?) berserat seperti rambut. Kalo dijentik berbunyi Preng… bergetar tuahnya untuk menambah kebranian dan keteguhan iman.

14.  Balitung, ada dua jenis. Yang baik besinya berasal dari batu, berwarna hitam agak ungu pekat . jaika dijentik bunyinya Ting…… panjang. Tuahnya baik untuk nelayan. Sedangkan yang buruk warnanya aga kotor, dan jika dijenting bunyinya Ngeng… pendek. Tuahnya buruk menyebabkan melarat.

15.  Kenur, adalah besi yang berwarna hitam mengkilat bagai bulu burung gagak. Jaka dijentik bunyinya Srung……. Ambrengengengeng. Tuahnya baik untuk berdagang dan menyimpan uang banyak.

16.  Malela Kendaga, kadang juga disebut besi Loya, bila dijentik bunyinya Tung… tuahnya baik untuk menambah keberanian dan menjaga keteguhan iman.

17.  Tumbuk, yang konon katanya berasal dari Sailan (?) warnanya putih kekuningan (?) gemerlap bagai batu Karang. Jika dijenting bunyinya Gong… ambrengengeng. Tuahnya baik untuk menyimpan harta serta ditakuti jin dan setan.

Ketujuh belas jenis besi diatas tergolong besi yang baik digunakan dalam bahan pembuatan senjata pusaka. Selain itu ada juga jenis jenis besi yang tergolong buruk. Besi yang dianggap buruk untuk bahan pembuatan pusaka adalah besi Kantet, besi Malik, besi Kalengan dan besi Enuh.

Jelas bahwa pembagian jenis jenis besi diatas tidak ada kaitanya dengan ilmu metalurgi. Bahkan bisa jadi yang di istilahkan besi oleh nenek moyang kita dulu tidak harus besi (ferrum) yang kita kenal sekarang. Mungkin beberapa jenis logam yang lain juga disebut besi yang berasal dari jenis tertentu.

Kalangan empu ndesa yakni pandai besi di desa terkadang disuruh orang (desa) untuk membuat keris, dan menyebutnya adanya besi penawang. Menurut deskripsi yang yang mereka buat, besi penawang itu berwarna putih keperakan, mudah dilelehkan dengan cara dipanaskan, bisa menempel pada besi yang membara. Bisa diduga yang dimaksud merke besi penawang adalah timah putih atau aliansenya. Bagi empu ndesa besi penawang dianggap sebagai bahan pamor, akan tetapi para pecinta keris yang kritis pada umumnya bahan tersebut tidak dianggap sebagai bahan pembuat pamor.

Tidak ada komentar: