Senin, 04 Mei 2009

PAHALA IBADAH DI TANAH SUCI

Banyak umat Islam yang masih menganggap naik haji biayanya terlalu mahal. Sebagian lagi merasa tidak mungkin untuk mengumpulkan uang sebanyak sekitar Rp. 40 juta (perkiraan biaya naik haji tahun 2008), padahal Allah telah berjanji bahwa barang siapa yang ikhlas berniat menuju kebaikan maka Allah akan memudahkan jalannya menuju kepada wujudnya niat tersebut. Menabung Rp. 100 ribu setiap bulannya secara ikhlas dan tawakal bisa jadi dalam waktu 1 – 2 tahun Allah akan melengkapi sisa kekurangannya dari sumber yang tak disangka-sangkanya. Bahkan ketika kita akhirnya ditakdirkan wafat sebelum berhaji sedang niat ikhlas telah dicanangkan maka insya Allah kita disamakan dengan orang yang telah berhaji. Insya Allah dengan tulisan dibawah ini bagi yang belum berhaji bisa semakin memantapkan niatnya untuk berhaji.
Kita semua mengetahui bahwa ibadah yang dilakukan oleh seseorang di Masjidil Haram, Mekah, nilainya sama dengan seratus ribu kalinya ibadah yang dilakukan di tempat yang lain. Sedangkan ibadah yang dilakukan di masjid Nabawi, Madinah alMunawarah, nilainya sama dengan seribu kalinya ibadah di tempat lain. Dengan memahami nilai ibadah yang luar biasa itu, maka tentu orang-orang yang mengeluarkan Ongkos Naik Haji (ONH) untuk pergi kesana itu tidak akan rugi kalau dibandingkan dengan pahala yang didapatkannya.
Dengan mengambil ‘angka’ tersebut sebagai pedoman, maka dapat kita hitung sbb: beribadah terus menerus di Mekah selama 1 hari, sama dengan beribadah di Indonesia selama 100.000 X 1 hari = 100.000 hari. Beribadah di Madinah selama 1 hari, berarti sama dengan beribadah di tanah air selama : 1.000 X 1 hari = 1.000 hari. Maka dalam waktu musim haji selama empat puluh hari di tanah suci (30 hari di Mekah, 10 hari di Madinah ), pahala yang didapat oleh para jamaah haji kalau dibandingkan dengan pahala jika ia berada di Indonesia, ia harus hidup selama : 3.010.000 hari. Atau harus bisa hidup dalam waktu : 8.361 tahun, 1 bulan, 9 hari, 14 jam.
Mari kita hitung pahala sholat :
Jika sholat di masdjid pahalanya = 27 kali lipat maka
Di Masdjid Madinah 10 hari x 5 waktu shollat x 27 x 1000 = 1.350.000 pahala sholat
Di Masdjid Mekah 30 hari x 5 waktu shollat x 27 x 100.000= 405.000.000 pahala sholat
Total = 1.350.000 + 405.000.000 = 406.350.000 pahala shollat
Bandingkan dengan di mesdjid biasa di Indonesia jika kita diberi umur panjang oleh Allah dan hidup selama 80 tahun dan sepanjang umur setiap hari tiada hentinya shollat di mesdjid
80 x 360 hari x 5 waktu x 27 pahala = 3.888.000 pahala sholat.
Pahala Tambahan Menyolatkan Jenazah di Masdjid Haram:
Hampir rata-rata setiap shollat fardhu ada lebih dari 10 jenazah yang dishollat kan sedangkan hadist rasulullah menyatakan shollat jenazah memperoleh pahala 1 kirot yang artinya sama dengan 1 gunung uhud.
40 hari x 5 x 1 kirot x rata-rata 10 Jenazah = 2000 kirot = 2000 gunung uhud.
Itulah sebabnya dalam Al-quran Allah berfirman bahwa pahala haji tidak lain adalah surga.
Sekarang pertanyaannya, untuk bisa hidup selama itu, berapakah biaya hidup yang harus dikeluarkannya? Sekedar untuk ilustrasi agar kita semakin ‘berkeinginan’ untuk pergi melakukan ibadah haji, kita hitung berapa besarnya biaya hidup untuk mencapai pahala tanah suci. Misal, untuk biaya hidup di Indonesia kita ambil biaya rata-rata perhari : Rp. 15.000,-( lima betas ribu rupiah). Dengan rincian : untuk keperluan makan pagi, makan siang dan makan malam, plus lain-lain : @ Rp.5000,- Maka untuk mendapatkan pahala seperti di tanah Haram selama 40 hari, besarnya biaya yang harus dikeluarkan, adalah : 3.010.000 hari X Rp. 15.000,- = Rp 45.150.000.000,- (Rp. 45,15 Milyar )
Sungguh luar biasa! Andaikata saat ini pengeluaran untuk ONH, dan lain-lain, mencapai lima puluh juta rupiah, sungguh nilai itu amat sangat kecil jika dibandingkan dengan pahala yang akan dicapainya. Sebab seolah-olah ia mendapatkan uang sebesar empat puluh lima milyar rupiah lebih. Itu adalah nilai minimal, dengan anggapan bahwa biaya per hari sebesar lima belas ribu rupiah.
Kalaulah ada seseorang yang punya uang sebesar empat puluh lima milyar rupiah, iapun tidak akan bisa mencapai pahala seperti di tanah suci. Sebab pahala shalat tidak bisa dirangkap. Shalat subuh tidak mungkin bisa dirangkap dengan waktu subuh berikutnya. dst. Artinya seseorang harus mampu hidup selama 3.010.000 hari atau sekitar 8.361 (delapan ribu tiga ratus enampuluh satu tahun). Dan tentu hal itu mustahil dilakukannya.
Itu semua kalau ibadah haji dikaitkan dengan pahala. Padahal yang lebih besar dari ‘sekedar pahala adalah hajjan mabruura’ yaitu haji yang diterima oleh Allah Swt. Karena tak ada balasan bagi haji yang diterima, kecuali surga, yang keindahannya tak pernah terbayangkan sebelumnya.
“Aku sediakan bagi hamba-hambaKu yang shalih, sesuatu yang belum pernah terlihat oleh mata, belum pernah terdengar oleh telinga, dan belum pernah terlintas dalam hati.” (Hadits Qudsi, Bukhan; Muslim)
Mudah-mudahan dengan mengetahuinya perhitungan sederhana tentang pahala haji tersebut, kita semakin rindu untuk pergi ke tanah suci….bukan sekedar karena pahalanya,…tetapi karena kerinduannya ingin `bertemu’ dengan Allah Swt, Pemilik Alam Raya ini.