Hati-Hati
Menyebarkan Hadist Palsu Keutamaan Bulan Safar
*Semalam,
saya mendapatkan pesan dari saudaraku sesame muslim Yg isinya :
Tepat
Jam 12 Malam nanti,Maka Masuk Lah 1 Safar. Rasullullah Bersabda Barangg Siapa
Yang Memberitahukan Berita 1Safar Kepada Yang Lain,Maka Haram Neraka
Baginyaa;;) sebarkannO:)Maaf yang non muslim
*Saran
dan Jawaban :
Hahdist
tsb diatas adalah palsu sebagaimana dijeelaskan oleh Asy-Syaukani di Al-Fawaid
Al-Majmu’ah, hlm. 215.
Maka
Berhati-hatilah menyebarkan hadist palsu karena yang menyebarkannya akan
mendapatkan dosa dusta dan menyebabkan masuk neraka sebagaimana dalam hadits
yang shahih berikut ini :
عَنْ الْمُغِيْرَةِ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ كَذِباً عَلَيَّ لَيْسَ كَكَذِبٍ عَلَى أَحَدٍ فَمَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّداً فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ.
"Dari
Mughirah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: “Telah bersabda Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam: Se-sungguhnya berdusta atas (nama)ku tidaklah sama seperti
berdusta atas nama orang lain. Barangsiapa berdusta atas (nama)ku dengan
sengaja, maka hendak-lah ia mengambil tempat duduknya dari Neraka.” [ HSR.
Al-Bukhari (no. 1291) dan Muslim (I/10), diri-wayatkan pula semakna dengan
hadits ini oleh Abu Ya’la (I/414 no. 962), cet. Darul Kutub al-‘Ilmiyyah dari
Sa’id bin Zaid]
Dan
dalam sabda Nabi yang lain:
عَنْ عَلِيٍّ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لاَ تَكْذِبُوْا عَلَيَّ، فَإِنَّهُ مَنْ يَكْذِبُ عَلَيَّ فَلْيَلِجِ النَّارَ.
"Dari
‘Ali, ia berkata: “Telah bersabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam,
‘Janganlah kamu berdusta atas (nama)ku, karena se-sungguhnya barangsiapa yang
berdusta atas namaku, maka pasti ia masuk Neraka.’” [HSR. Ahmad (I/83),
al-Bukhari (no. 106), Muslim (I/9) dan at-Tirmidzi (no. 2660)]
Dalam
hadits yang shahih, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
فَمَنْ كَذَبَ عَلَيَّ بنيَ لَهُ بَيْتٌ فِي جَهَنَّمَ
“Barangsiapa berdusta atas
namaku, maka akan dibangunkan baginya rumah di (neraka) Jahannam.” (HR.
Thobroni dalam Mu’jam Al Kabir)
Imam
Dzahabi juga membawakan hadits, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Siapa yang berkata atas namaku padahal aku sendiri tidak mengatakannya, maka
hendaklah ia mengambil tempat duduknya di neraka.”
Dalam
hadits lainnya disebutkan pula,
يُطْبَعُ الْمُؤْمِنُ عَلَى الْخِلاَلِ كُلِّهَا إِلاَّ الْخِيَانَةَ وَالْكَذِبَ
“Seorang mukmin memiliki
tabiat yang baik kecuali khianat dan dusta.” (HR. Ahmad 5: 252. Syaikh Syu’aib
Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini dhoif)
Dari
‘Ali, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ رَوَى عَنِّى حَدِيثًا وَهُوَ يَرَى أَنَّهُ كَذِبٌ فَهُوَ أَحَدُ الْكَاذِبَيْنِ
“Siapa yang meriwayatkan
dariku suatu hadits yang ia menduga bahwa itu dusta, maka dia adalah salah
seorang dari dua pendusta (karena meriwayatkannya).” (HR. Muslim dalam
muqoddimah kitab shahihnya pada Bab “Wajibnya meriwayatkan dari orang yang
tsiqoh terpercaya, juga diriwayatkan oleh Ibnu Majah no. 39. Al Hafizh Abu
Thohir mengatakan bahwa hadits ini shahih).
Setelah
membawakan hadits-hadits di atas, Imam Adz Dzahabi berkata, “Dengan ini menjadi
jelas dan teranglah bahwa meriwayatkan hadits maudhu’ dari perowi pendusta
(hadits palsu) tidaklah dibolehkan.” (Lihat kitab Al Kabair karya Imam Adz
Dzahabi, terbitan Maktabah Darul Bayan, cetakan kelima, tahun 1418 H, hal.
28-29).
Semoga
bermanfaat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar